2 Sep 2013

Arena Tinju

Aku berada di ring tinju. Berhadapan dengan kenangan dan potong waktu. Bukan milikku, tentu. Mereka semua milikmu. Aku berada di ring tinju dengan bagian dirimu yang disebut 'dulu'.

Dia memang tidak memakai sarung tinju, tapi menggunakan senjata. Di tangan kiri, dan di tangan kanan. Ia pegang sebilah jarum jam seakan memegang pedang. Aku? Aku tidak punya apapun selain mengepal tangan. Wajahnya. Wajahnya yang cukup aku hantam. Tapi sial, waktu terlalu lihai.

Kamu pasti sudah melatihnya begitu baik.

Ia menghantamku tepat di puncak kepala. Buat aku lupa guna mata dan cara bicara
Kemudian menyerang di ulu hati. Meredam semua rasa dan jadi mati.
Terakhir, ia tuju pada kaki. Melumpuh aku jadi  tak bisa berdiri.

3.2.1

Aku kalah di ring tinju. Berhadapan dengan kenangan dan potongan waktu. Tidak mungkin menang, tentu. Mereka telah dilatih olehmu. Aku kalah di ring tinju dengan bagian dirimu yang disebut 'masa lalu'


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sumpah kata-katanya terlalu tinggi sehingga sulit dimengerti oleh orang awam seperti ku. Salam kenal..

.a mengatakan...

..terimakasih, hehe._.v