Aku tidak tahu kenapa aku bisa semuka dua ini. Setiap hari, rasanya semakin mudah mengganti topeng. Membolak-balik sisinya tiap kesempatan. Ini itu. Aku tinggal pilih saja. Topengnya dua sisi ini sudah hampir koyak karena sering digunakan. Khususnya saat bersama kamu.
Ya, lagi lagi kamu.
Sisi yang ini akan aku biarkan seharian. Biar saja. Aku senang dapat membuatmu senang. Itu hukumnya dan rasanya aku dibatasi dalam pilihan. Sisi ini akan selalu terpapang dan masa bodoh dengan nama-nama yang selalu kamu sebutkan. Sisi ini akan melengkungkan bibirnya. Sesekali bahkan tertawa kecil. Yang palsu yang nyata, tak akan ada bedanya. Aku senang dapat membuatmu senang. Itu hukumnya dan aku tahu itu sudah cukup.
Sisi satunya lagi ? Akan hanya ada ketika mengabu. Ketika aku duduk di salah satu dari dua bangku dengan kopi yang dingin. Aku akan setia disana menghadap pintu.
Menunggu dengan bisu ? Tidak. Aku sedang menyimak langkah sepatumu yang semakin samar menyemu. Kamu berjalan memunggungi aku dan kopi dinginmu.
Jadi apa yang aku tunggu ?
Aku harap, tiba tiba kamu berbalik arah kemudian berlari ke arahku secara tiba-tiba sebelum aku menyadari langkahnya. Kau dobrak pintu bodoh itu dan mengambil duduk di kursi hadapanku.
Meraih topengku yang koyak.
Melipatnya menjadi origami.
Dan tersenyum,
"Aku sudah melihat kamu sekarang. Kamu bukan topeng berbayang"
Kemudian kita menikmati kopi yang dingin ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar