12 Apr 2013

Kopi Senja

Kamu datang bersama pagi dan meninggalkan kopi yang mendingin. 
Aku harap pintu segera terbanting saja, menandakan kamu tak akan kembali datang. 
Jadi aku bisa sesap kopi ini sendiri,
Tanpa menanti dan tak perlu bertanya,
Mana senja-ku yang akan bukakan pintunya.

6 komentar:

Edot Herjunot mengatakan...

waaaah bahasanya tingkat tinggi -_-
keren deh , gue gak pernah kepikiran bisa nulis pake kata2 begitu ,,
salut ..

salam kenal yaah :)

.a mengatakan...

makasih^^

salam kenal jugaa \o/

Anonim mengatakan...

Kopi...
Jika kau tak mau lidah mu dibakar olenya,
biarkanlah asap putihnya mengepul di udara sebelum kau menyeruputnya.
Jangan pernah kau izinkan embunya mengalir menuruni cangkir putihnya, bila engkau tak ingin kehilangan sensasi meneguknya

.a mengatakan...

terbakar lidah karena kopi mungkin juga salah satu sensasi :) :)

Anonim mengatakan...

Lidah terbakar, nampaknya susah di sembuhin. Saya udah pernah meneguk secangkir kopi hitam panas yang diberikan 'dia' kepada saya beberapa bulan lalu, dan saya masih bisa merasakan 'sensasi'nya. Panas. Sakit. Rasanya seperti ada sesuatu di 'lidah'. Rasanya awful.

.a mengatakan...

tapi kau jadi belajar. untuk lebih hati-hati untuk lebih bersabar :)v