“Aku boleh jujur ?”
“Jujur apa?”, kamu balik bertanya tanpa menoleh. Kakimu
mengayun saat duduk di pinggir tebing, manatap kanvas langit dan matahari yang
sedang melipat diri. Angin sore yang nakal kadang menerpa wajahmu,seakan mengejek karena dia bisa menyentuh wajahmu lebih dulu.
“Hei.. ditanyain kok malah diem. Mau ngomong apa,Ta?”, tukasmu
lagi,menatap mataku.
Aku membuka mulut tapi tidak ada suara. Semuanya buyar saat pasang
mata itu kembali menusukku. Semua bungkam saat pasang mata itu menunggu
jawabanku. Tiga kata itu membeku. Sekali lagi mati suri di mulut sendiri.
Pasang mata itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar