" Dan bila kau harus pergi..
Jauh dan takkan kembali..
Ku akan merelakanmu bila kau bahagia
Selamanya di sana walau tanpaku..
Ku akan mengerti cinta dengan semua yang terjadi.
Pastikan saja langkahmu tetap berarti "
"Jadi... Besok sudah fix nih, kamu berangkat ?", tanya Rita lagi. Ayunan kayunya berderit seiring angin sore yang bertiup. Entah sudah jam berapa sekarang, langit sudah jingga, tapi matahari masih saja mengintip diujung sana.
"Iya.. Kalau packing udah siap, nanti shubuh juga paling udah berangkat ".
Rita terdiam lagi. Kehabisan kata untuk menghabiskan sore dengan temannya yang satu ini. Dari pagi, sudah mereka belah bukit dan pohon-pohon pinus. Merebahkan diri di rumput, menertawai waktu, dan saling menghambur senyum.
Sudahlah cukup. Tanah sudah tidak berbau hujan, mimpi sudah terlihat diujung jalan. Empat tahun lebih sudah dianggap cukup bagi mereka. Dhani sudah berhasil menjadi anak panah. Dan dalam beberapa jam lagi, ia sudah siap diluncurkan dan menancap pada salah satu mimpinya,belajar di negeri tetangga. Rita sendiri sudah diterima PTN di luar kota yang diinginkan. Ujian-ujian lalu sudah terbayar sudah. Keduanya sudah mencabut satu-satu plang nama mimpi mereka.
"Kamu udah siap nih, ceritanya?", goda Rita sambil menyikut tali ayunan Dhani hingga ia bergoyang lemah.
"Hahaha, kabalik tuh pertanyaannya.. Yang mau ditinggalin, udah siap belum ?". Dhani terkekeh, balik mendorong ayunan Rita hingga ia mengayun. Rita hanya tersenyum kaku. Entah mengapa. Kakinya bergoyang lemas, lepas dari cengkram gravitasi saat ayunan melambungnya.
Mata bulatnya menatap jingga seakan ada jawaban atas pertanyaan Dhani. Benar sudah siapkah ia ? Sahabat lamanya akan hilang dan tidak bisa bertemu dengannya setiap hari seperti dulu. Tidak ada lagi yang akan menemaninya untuk menghitung bintang. Tidak ada lagi yang menemaninya menembus hutan-hutan pinus.. Rita akan sendirian di ayunan pohon....
Bisakah aku tanpamu sanggupkah aku tanpamu ?
Ada bagian yang remuk. Ada bagian yang runtuh dirasakan Rita. Entah bagian yang mana...
"Jangan galau gitu dong, Ta ! Santai ajah .. ", tukas Dhani setelah menyadari kekosongan senyum Rita, "kamu kayak tinggal di jaman batu aja. Sekarang akses internet mah gampang.. Skype-an bisa kali.. hehehe". Lengan Dhani menangkap tali ayunan Rita agar berhenti bergoyang. Wajah tenangnya, seakan sama dengan angin sore.
Sehangat pelukan hujan, saat kau lambaikan tangan
Tenang wajahmu berbisik
Inilah waktu yang tepat tuk berpisah..
Rita masih saja diam, hanya tersenyum simpul. Sedang berusaha manata ulang bangunan yang runtuh barusan. Entah bagian yang mana...
"Ngapain galau-in elu ! Hahaha, sibuk nanti gue disini ! Anak kuliahan~ ", canda Rita. Tawanya mengembang lagi.
"Alaaah.. pasti nanti Rita tuh kangen sama akuu...", Dhani mengulurkan lengannya. Memeluk Rita sambil mengacak-acak rambutnya seperti anak kecil.
Perlakuan spontan itu membuat Rita terenyuh sejenak. Rasanya seperti mereka baru berkenalan beberapa hari lalu, dan sekarang sudah hendak berpisah saja. Rasanya seperti....Empat tahun lebih belumlah cukup...
Selembut belaian badai saat kau palingkan arah
Jejak langkahmu terbaca
Inilah waktu yang tepat tuk berpisah
Setelah Dhani melepas rengkuhannya, Rita menatapnya dalam diam lagi. Lurus lurus ditatapnya sepasang mata Dhani. Salah satu bagian Dhani yang tidak pernah berubah dari mereka kecil. Sesorot rasa ramah, dan semangat-semangat yang sama. Sesorot mata, yang selalu dikaguminya...
"Rita.. maaf ya..". Tukas Dhani lirih.
"Maaf untuk apa ?"
"Maaf Dhani harus pergi...".
Ada hening yang panjang lagi. Empat tahun lebih memang ternyata sudahlah cukup. Untuk mengetahui satu sama lain. Melewati labirin dan membongkar hati masing-masing. Tidak perlu diutarakan lagi. Rita dan Dhani. Keduanya dapat menerka apa yang terjadi.
Empat tahun lebih sudahlah terlambat. Mimpi-mimpi lama sudah dijembatani dan tidak ada jalan untuk menoleh kembali. Pemeran sudah membungkuk hormat, tirai sudah ditutup rapat. Tanah, sudah tidak berbau hujan lagi....
Ku akan pahami cinta
Dengan apa yang terjadi
Pastikan saja mimpimu tetap berarti
" Tidak masalah, Dhani.. Kamu mau pergi kemanapun bukan jadi masalah..Jangan pulang, kalau belum kamu bawa pulang satu bintang. Harus ada cerita yang kamu ceritakan padaku nanti. Entah kapan, aku tidak peduli. Tetap berlari ya... Mimpi tidak datang sendiri..."
Saat kau temukan duniamu
Aku tak pernah menunggu kau tuk kembali
Saat bahagia mahkotamu, bila kedamaian slimutmu
Jangan kau kembali...
Waktu Yang Tepat Tuk Berpisah - Sheila on 7