This flash-fiction(? inspired from Terrible Things by Mayday Parade. Idk, i love this song. Go find it on youtube. And, yep. 'Damar' is still my fav name. Gak ada hubungannya dengan 'Damario' di MJB, btw.
***
Thank you,Dam. Lain
kali kita jalan lagi ya!
Begitu pesan singkat dari Reena ketika aku baru saja tiba di
rumah, memarkir motorku di garasi. Membacanya, membuatku tersenyum sendiri
tanpa menyadari ayah yang tiba-tiba
sudah muncul di ambang pintu.
“Habis jalan?”,
tanya ayah.
“Ya, dengan Reena”,
jawabku, “yang kemarin lalu aku perkenalkan dengan Ayah itu”
Ayah tidak berkomentar lagi. Tapi dari sudut mataku, aku
tahu ia masih memperhatikan gerak-gerikku. “Ada apa?”
“Dia baik?”,
“Reena?”, aku menatapnya
heran, tidak mengerti dengan arah pembicaraan ayah, “tentu saja. Tidak perlu
cemas ayah. Ada apa sih?”, aku terkekeh.
Ayah mengulas senyum kecil. Ia mengambil posisi duduk di
kursi teras, “ambilkan ayah gitar di dalam,Dam”
Aku segera melangkah ke dalam, meraih gitar ayah di sudut
ruangan dan kembali. “Sini duduk dulu”, pinta ayah lagi seraya menepuk-nepuk
sandaran kursi di sampingnya.
Aku menurut, kemudian duduk, dan mendengarkan petikan gitar
ayah.
***
“Jadi, Dam…”, ayah berhenti memainkan gitarnya, kini ia
menatapku lekat, “jarang sekali ayah seperti ini. Tapi, yah, kau mau dengar
ayah bercerita?”
Aku tertawa mendengarnya, mengira ayah bergurau. Ia ikut
tertawa kecil, tapi matanya menunjukkan ia bersungguh-sungguh, “Oke. Damar
dengar. Tentang apa ini?”, tukasku akhirnya.
“Tentang ibu”, ayah tersenyum.
Tentu ini akan jadi cerita menarik.